The Music that flow in my heart~ ♥ ♥ ♥

Hy..Hy..
私のブログへよこそ。
Welcome to my Blog.,
Just enjoy and never feel stress about anything that i've posted..
XDD

Thank you..!!!!



::Today's Motto::

"So what was it, I lose if I get mad when you try to make me mad or something? Ahhh. I lose then. I don't care. What harm would it do me if I lose? Plus now I'm going to kill you who have just won..."



”暴力嫌いだ“

-平和島 静雄-

咬み殺す
-雲雀 恭弥-


2010年7月29日

[Special Fanfic for Senna's Bdae] A Sweetsour Choco Cake (choco.2)

Author :: org yg siap untuk menistai swaminya lagii..XDD *sebenarnya uda kapok smlm 'di bantai' senna dgn 'penuh cinta' ~~ *plakk~*
istri tercintahnya Shun and Senna::Himemiya Ageha.::

Pairing :: Senna X Geha,, Shun X Geha.. *hoeek muntah liat hasil penpik buatan sendiri*

Rating :: Mo yg Kurus, gemuk tinggi, pendek, cebol keak ruki (disepak) jga boleh baca..apalagi yg tinggi sprti tiang listrik keak kouki ::d=out:: *dicekek*XDD

Genre :: Ga penting banget siih~??
Pkoknya kga ada AT.na laarr..XDD


Disclamer :: Hadiah buat ultah kang Senna tercintrong,, meskii mungkiin nih fic tidak bisa selesai tepat pd waktunya tpii geha jamiin kga akn nge-stag keak fic2 yg laen dehh.*plakk~*

Happy birthday for Senna & Ryouga (BORN)XDD



THIS FIC IS PURE FROM MY LITTLE BROKEN BRAIN..
NO COPYPASTE WITHOUT MY PERMISSION.
Thanks for the concern~~





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Senna POV (Point of View)

Seorang pria bertubuh jangkung terduduk diam disalah satu bangku di sudut kelas. Bangku yang biasanya terduduk wanita yang dikasihinya. Ntah pantasnya ia disebut diam atau sedang berada di bawah alam kesadarannya. Ia terlihat bimbang, dicampur gelisah yang selama ini tidak pernah dirasakannya. Kini ia memandang ke kanan ke kiri melihat ke seluruh penjuru kelas yang hanya tersisa dirinya. Kemudian ia menghela napas.

'Sebenarnya apa yang terjadi??Mengapa Ageha menangis?? Mengapa ia memeluk Shun?? Kenapa ia tidak menceritakannya kepada. . ahh~ lebih tepatnya mencariku ?? Tapi mengapa Shun..?? '

Hatinya bergemuruh. Daritadi isi hatinya hanya dipenuhi dengan kalimat-kalimat itu. Dia tidak ingin menyalahkan sahabatnya , tapi dia juga tidak mampu diam setelah melihat semua itu.

'Apa sebaiknya ku tanyakan kepada Shun?? '

Ia terdiam sejenak. Kemudian ia menggelengkan kepalanya.

'Tidak, Tidak. Ntar ketahuan kalo aku mengintip . Ahh~ Kutanyakan ke Ageha aja deh..'

Ia terdiam untuk kedua kalinya. Kemudian lagi-lagi ia menggelengkan kepalanya.

'Kalau kutanyakan ke Ageha, besoknya lagi pasti kiamat. '

ujarnya sambil memasang senyum kecutnya. Untuk kesekian kalinya ia menghela napas.

"Bagaimana ya kalau seandainya Shun dan Ageha benar-benar. . ."

"Aku dan Shun kenapa??" suara seorang wanita yang terdengar manis ditelinganya menyadarkannya bahwa orang yang dibicarakan telah tiba.

Spontan ia menoleh ke belakang. "Ageha !!" ucapnya kaget. "Ahh~~~Itu maksudku kau dan Shun sudah berteman lama. aha~ahahahaaaa~"

Ageha mengernyitkan dahinya. "Dasar kau, Aneh !" ucapnya sambil berjalan mendekati Senna.

'Fiuh~ untung saja. ohya~ kesempatan nih.aku coba tanyain aja ah~'

"Kamu darimana aja,, barusan aku mencari-carimu kok kamu ga ada??"

"Ahh~aku..aku baru saja dari perpustakaan" jawab Ageha dengan nada sedikit gugup.

'Dia bohong'

Senna tersenyum. "Oh~ begitu."

"Ehm..sudahlah,, ayo kita pulang. " Ageha mencoba untuk melarikan diri dari topik pembicaraan itu. Ia menarik tangan Senna, dan kemudian keduanya meninggalkan kelas tersebut.

Senna terus memandangi Ageha dari belakang sejak mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju statiun terdekat. Raut wajahnya terlihat kecewa, lebih tepatnya ia sedih , mengapa Ageha berbohong kepadanya.

'Hey,, Ageha mengapa kau berbohong padaku? Apa alasanmu berbohong padaku?Apa aku masih kurang pantas untukmu? Apa semua ini akan tetap menjadi seperti ini sejak masalah itu? Aku melihat matamu yang merah setelah tangisanmu tadi. Matanya yang sudah tidak mau memandangiku lagi. Mulutmu .bibirmu yang sudah tidak jujur padaku lagi. Dan seluruh tubuhmu yang sudah tidak menghargaiku lagi.'

Sejenak Senna terlihat ingin menangis, kemudian ia menghela napas, melihat ke langit-langit yang berwarna keoranyean, kemudian tersenyum.

' Aku akan tetap diam sampai kau mau menceritakan semuanya padaku.Aku percaya padamu.'




Senna POV -END-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kau serius??" tanya Ageha saat mereka sudah berdiri di depan toko tujuan awal mereka, Bonheur Cake Shop.
"Yapp." Senna menjawab dengan singkat. Matanya tertuju pada setiap potongan dan bentuk coklat yang terpajang di depan tokonya yang dibatasi dengan kaca tersebut.
Ageha memandanginya dengan pandangan yang agak meremehkan. "Kau yakin??"
Sekarang giliran Senna yang memandangi Ageha. " Aku serius kok. Ayo~" ia menarikki tangan Ageha dan bergegas memasuki toko tersebut.


"Hey~~ Kau serius?? " Ageha menarikki tangan Senna yang daritadi asyik memilih berbagai macam Black choco dan mengapitnya ke dalam piring.
Senna masih asyik dengan aksinya tersebut. "Tentu saja . buat apa coba kita kesini?"
Ageha terdiam. Ia menghela napas. Dan kemudian mengikuti Aksi Senna tersebut.
"Aku mau Moonshine."
"Haa~?? yang mana??" Senna melirik ke kanan ke kiri.
"Yang itu." Ageha menunjuk ke arah sebuah coklat berbentuk bola yang ditaburi gula putih di atasnya.
Senna menelan ludahnya. Ia memandangi Ageha dengan tampangnya yg seolah berkata 'Kau-serius??'.
Ageha mengangguk, kemudian mengambil coklat itu dengan tangannya sendiri dan meletakkannya di atas piring. Ia memandangi Senna dan beranjak pergi.
Senna menelan ludahnya lagi. Dalam hatinya ia berkata ' Itu pasti manis sekali'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Uhuk~ Uhuk~ Uhuk~~" Senna tidak berhenti-henti batuk sejak mereka keluar dari Cake Shop tadi.
Ageha menghela napas. " Kau tidak apa-apa? Kan sudah kubilang jangan memaksakan diri. Kau sudah bisa memakan black choco itu sudah sebuah kemajuan kan? buat apa coba kau mencoba Moonshine itu?"
"Uhuk~ Uhuk~ Aku..Uhuk~ Hanya ingin mencoba kok..Uhuk~Uhuk~"
Ageha berhenti sejenak "Bentar ya,, aku ke konbini dulu. Kau tunggu disini." ucapnya sambil berlari mendekati konbini yang terletak di seberang jalan itu.
Senna hanya angguk2 dan kemudian mencari salah satu tempat untuk mengisirahatkan tubuhnya.
::12 menit kemudian::
"Hey, Nih ~" Ageha mendekati Senna dengan sebuah minuman hangat di tangannya yang kemudian disodorkan ke Senna.
"Sankyuu" Senna menerima minuman tersebut dan langsung meneguk habis minuman tersebut.
"Uhuk~Uhuk~ Panass~" Senna langsung tersentak setelah ia berhasil merasakan efek dari minuman hangat yang langsung dihabiskannya dalam sekali teguk.
Ageha tersenyum kecil. "Bodoh~"
Melihat Ageha yang tersenyum, Senna menghela napas tenang. Ia pun ikut tersenyum. "Enak saja~ aku ga bodoh tahu." ujarnya sambil kemudian memberantakkan rambut Ageha. Kemudian mereka menghabiskan waktunya dengan menghantar ageha hingga tiba di tempat asal mereka memulainya tadi pagi.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ageha POV ::

"uhmz.. Moonshine, Hazelnut cup, Pure Moonlight, Silver Nocturne. . . " Ageha terus berjalan dengan sebuah buku yang terpampang di depan matanya. "Ternyata yang paling manis memang moonshine,," :) "lalu,," ia membalikkan buku tersebut ke halaman yang lain. "Uh.. black choco yang kandungan kadar gulanya sedikit,, sedikit..ahh~!! sweetsour choco?? " Ageha mengernyitkan dahinya. "Coklat apa itu??" tanyanya bingung. "Ahh~ sudahlah. " ia menutup bukunya dan kemudian mempercepat langkahnya menuju ke kelas Senna untuk menunjukkan buku menarik yang telah ditemukannya ini.

"Ahh~ Ga usah kok. Ga usah repot-repot "

'Lho?? Senna?? Bagus..'

ageha tersenyum. Dan kemudian. .Langkah Ageha terhenti saat ia menyadari ada suara lain selain suara Senna yang didengarnya tadi.

"Kok gitu sih ngomongnya?? ga usah sungkan kok.. sekurang-kurangnya sebagai seorang mantanmu. Apa kita ga bisa balik lagi seperti dulu?"

'Sapa itu??'

Ageha yang penasaran akhirnya memilih untuk bersembunyi dan mengintip kearah percakapan tersebut berlangsung.

Senna melepaskan dirinya dari pelukan cewek tersebut. "Tolong Maya-san, itu masa lalu. Dan kau tahu kan sekarang aku sudah punya pacar?"



"Ohh~ si cewek cebol berambut coklat itu?? dia ga cocok untukmu tahu. kau itu adalah MVP andalan sekolah kita, gitaris dari band ternama. Tapi dia apa ?? dia hanyalah manusia standar biasa yang berbeda denganku yang seorang pianis ternama. Aku ga mengerti kenapa kau lebih memilih dia daripadaku."






"Jaga omonganmu, Maya"







"Oh~Lagian dia juga belum tahu tentang 'itu' kan??"




'Itu??'

Cewek tersebut memeluk Senna, Kali ini Senna tidak menolak pelukan tersebut. Ia hanya terdiam. "Nah~ Hari ini kau mau menemaniku kan?"
Kemudian Senna dan wanita tersebut meninggalkan tempat tersebut.

'Lho??Tadi itu apa?? percakapan rahasia antar mantan?? 'itu' Apa Senna??Mengapa kata 'itu' membuatmu langsung menuruti kata-katanya..?? sebenarnya rahasia apa yang kamu sembunyikan dariku??

"Haa~?? kau kehabisan majalah 'itu'?? Ciih~ Sialan~ Ok deh ntar aku minta bantuan choji" Shun berjalan dengan santai sembari memperhatikan majalah yang ada ditangannya sebelum akhirnya..
"WHOAA~??" Shun tersentak. "Ageha ?? Apa yang kau lakukan di . ." ia menghentikan kalimatnya setelah ia sudah bisa Ageha dengan seksama . " Apa yang terjadi? Kau.. Kau .. menangis. . "
Ageha mengangkat wajahnya, mengulur tangannya menyentuh salah satu pipinya ,basah. "Shun.." ucapnya lirih.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Haaaaahhh~" Ageha menghela napas. Kemudian ia memberanikan dirinya untuk berjalan mendekati kelas. Ia tahu kalau seandainya Senna tidak datang mencarinya maka ia pasti berada di kelas. Dalam perjalanannya menuju ke kelas. Ageha berpikir macam-macam. Mulai dari ia memilih mempercayai Senna atau memilih putus dengan Senna . . . Ia terhenti . Air mata terlihat akan mengalir dari matanya yang masih merah itu.

"Tidak, aku tidak mau." ujarnya lirih. Kemudian ia mengusap matanya, dan melanjutkan perjalanannya.


". . . .. . kalau seandainya Shun dan Ageha benar-benar. . ."

"Aku dan Shun kenapa?" Ageha langsung menyerobot. Memasuki kelas saat ia mendengar Namanya dan Shun disebut.

"Ageha !!" ucapnya kaget. "Ahh~~~Itu maksudku kau dan Shun sudah berteman lama. aha~ahahahaaaa~"

Ageha mengernyitkan dahinya. "Dasar kau, Aneh !" ucapnya sambil berjalan mendekati Senna.

"Kamu darimana aja,, barusan aku mencari-carimu kok kamu ga ada??"

'Ahh~ Apa dia mengetahuinya?? Dia tahu aku sedang menangis??ugh~ ga mungkin aku memberitahunya aku sedang bersama Shun tadi, dan. . aku menangis. .'

"Ahh~aku..aku baru saja dari perpustakaan" jawab Ageha dengan nada sedikit gugup.

Senna tersenyum. "Oh~ begitu."

"Ehm..sudahlah,, ayo kita pulang. " Ageha mencoba untuk melarikan diri dari topik pembicaraan itu. Ia menarik tangan Senna, dan kemudian keduanya meninggalkan kelas tersebut.

' Maaf Senna, Aku mungkin memang egois. Aku mungkin adalah manusia pengecut.Aku akan memilih diam dan tidak menanyakannya padamu. Mungkin menurutmu aku bodoh dan akan menyesalinya saat jika benar kau akan pergi meninggalkanku,, tapi aku memilih mempercayaimu. Aku ingin mempercayai sikap polosmu,,janji-janjimu.Aku akan menunggumu untuk menceritakan semua masalahmu kepadaku.'

AGEHA POV -END-


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


"Ageha,, majalah SHOXX ku.." rengek Nana ke Ageha yang sedang asyik menonton TV.
"Di kamarku.Ambil saja" jawabnya tanpa sedetikpun memalingkan wajahnya dari TV.
"Ciih~ serius amat sih nontonnya.." ujarnya sambil menaiki tangga menuju ke kamar sang adik yang berada di lantai 2.
"UWOOO~~~!!!” Terdengar suara takjub Nana ketika ia menuruni setiap anak tangga dan menuju ke ruang tamu. “Sakamoto Maya , masuk sebagai salah satu nominasi perwakilan Jepang untuk mengikuti lomba Piano sedunia." Nana membaca artikel yang membuatnya terkaget tadi.
"Uhm?? Sapa??" tanya Ageha yang akhirnya menunjukkan sedikit minatnya terhadap isi majalah tersebut. Dan berjalan ke tempat dimana sang kakak bersantai.
"Lho?? ini kan??"
"Napa Ge??" tanya Nana penasaran.
"Uhm? ga kok.. ga ada." jawab Ageha. Ia langsung beranjak pergi dari tempatnya tadi dan menuju ke kamarnya.
"Lho?? apa yang terjadi??" Nana kebingungan “ Ya ,, terserah lah” dan kemudian melanjutkan aktivitasnya.

i‘Aku mungkin hanya manusia biasa yang jika dibandingkan denganmu, aku tidak ada apa-apanya. Mungkin jikalau ingin dibandingkan pun,, aku tidak punya satu kelebihan yang bisa dibandingkan. Kau mungkin sebongkah bulan yang berkilau yang mampu menyinari dan membantu si langit di saat malam tiba., dimana aku hanyalah matahari yang saat malam tiba akan ditelan bumi. Seperti sebuah pepatah ,, “Andaikan bulan ada dua” andaikan di sebuah langit, andaikan di sebuah angkasa yang sebesar ujung dunia ini. Bulan ada dua. Maka aku tidak usah di telan bumi, tidak perlu memendam kepedihan, kecemburuanku yang tidak bisa kutanyakan kepada langit. '



~~~~~~~~~TBC~~~~~~~

NYaaa~~ lagi--lagii.. bersambung-bersambung-bersambung..ToT

*malah komplain sendiri*XDD

*stress*

nyaww~ aniway,,, sankyu buat yg uda mo nyempatin waktunya buat baca,, ato sekedar melihat2

;;))

Ok deh,, Koment if you want,, don't if you don't wanna..

Jiaiaaaaa~~XDD
 Senna~~~!!! *histeris*XDD

0 件のコメント: