The Music that flow in my heart~ ♥ ♥ ♥

Hy..Hy..
私のブログへよこそ。
Welcome to my Blog.,
Just enjoy and never feel stress about anything that i've posted..
XDD

Thank you..!!!!



::Today's Motto::

"So what was it, I lose if I get mad when you try to make me mad or something? Ahhh. I lose then. I don't care. What harm would it do me if I lose? Plus now I'm going to kill you who have just won..."



”暴力嫌いだ“

-平和島 静雄-

咬み殺す
-雲雀 恭弥-


2010年7月3日

[Special Fanfic for Senna's Bdae] A Sweetsour Choco Cake (choco.1)

A Sweetsour chocolate cake

Author    ::    Himemiya Ageha 
Pairing/Chara  ::   Senna X me,, Shun X me *hoeek*
Rating ::   AAT
Genre  ::  You-Know-What
Description  :: Just wanna make this Penpikkion to celebrate Senna's Birthday..
OTANJOUBI OMEDETOU SENNA-SAN..


This Penpikkion is PURE FROM MY LITTLE BROKEN BRAIN...,
PLEASE  NO COPYPASTE MY CREATION WITHOUT ANY OF MY PERMISSION..
Thanks for your concern..^^
 
 




"Haah~" Ageha terus-terusan membalik-balikkan buku yang dari tadi berada di genggamannya sambil sesekali memandangi langit yang dari tadi sudah mendung itu.
'Kok dia lama banget sih'  Hatinya sesekali merengek dan setelah itu dia akan melihat kearah jam yang tergantung indah di ruangan kelasnya.

"SREEKKK~" "Ageha !!" tereak seorang pria dari arah pintu dengan nafasnya yang masih terengah-engah.
Spontan mendengar suara tersebut, Ageha membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah pintu .
" Senna !! Lama ~~" Rengeknya lagi saat dia mendapati orang yang ditunggu-tunggunya itu akhirnya telah muncul.
"Gomen, rapat tambahan .." balas pria tersebut sambil merapatkan kedua tangannya di depan kepalanya.
 "Ya sudah. ayo !!" ucap Ageha sambil sembari meninggalkan tempat ia terduduk tadi diikuti dengan Senna yang mengikutinya dari belakang.
"Hari ini mau kemana??" tanya Senna dengan cerianya.
"Uhmz. Aku ingin ke Toko Buku." balas Ageha dengan singkat.
"Lho? tumben? Ada buku yang sedang kau cari? "
"Tidak kok."
"uhh~ "
Suasana hening yang selalu menghampiri pasangan ini sudah sering terjadi sejak 2 hari yang lalu.Sejak saat konser pada tanggal 3 Juli itu di beritahukan kepada Ageha. Sejak itu suasana hening seperti sudah sering menghampiri mereka.


Senna berjalan memutari sebuah rak buku yang dipenuhi dengan buku-buku yang berhubungan dengan musik. Sudah 30 menit dia terus-terusan mengelilingi rak buku itu sembari menunggu sang kekasih yang daritadi sibuk dengan buku yang dicarinya. Sekali-sekali dia menoleh ke arah rak sebelah tempat Ageha berdiam diri, kemudian dia akan memalingkan matanya kembali saat sang target mengetahui aksinya tadi. Dan kemudian akan pura-pura melihat-lihat buku di rak tempatnya berputar.

"Senna, kalau mau kau boleh pulang dulu kok" Ageha menghampiri Senna.
"Haa?? Aku ga ingin pulang kok. Aku akan menunggumu ." Jawabnya
"Ga apa-apa kok. Daritadi aku melihatmu terus-terusan memperhatikanku. Kalau kau memang sedang buru-buru, pulang saja dulu."
"Ahh~ tidak kok. Aku hanya penasaran dengan apa yang kau baca. Aku ga sedang buru-buru kok."
"Oh~ Ya sudah~" jawab Ageha sambil berjalan kembali ke tempat semulanya berdiri tadi.
Senna menghela napas. 'Kenapa jadi begini sih? sudah berapa banyak kesalah pahaman yang terjadi diantara kami?'

 Sudah berapa kali kesalah pahaman selalu menganggu ketentraman kami. Mulai dari masalah perempuan2 geje yang selalu mengikuti sampai dengan hal kecil seperti sekarang ini. Apa mungkin memang sebaiknya kami hanya berteman saja?

 Senna dan Ageha saling mengenal dari teman mereka Shun. Shun adalah teman masa kecil Ageha yang tinggal di sebelah rumahnya Ageha.
 "Senna, Aku sudah selesai. Ayo kita keluar." suara Ageha menyadarkan Senna dari alam lamunannya.
"Ahh~ Iya~" Ujarnya sambil bergegas mengikuti langkah Ageha.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Takk~Takk~"
Ageha menyadari sebuah suara yang terdengar dari jendela dan kemudian ia mendekati jendela tersebut dan membukanya. "Shun??"
"Hey~" Shun, teman masa kecilnya Ageha yang hanya tinggal bersebelahan dengannya , dan juga merupakan sahabat satu bandnya Senna.

"Sebenarnya apa yang terjadi diantara mu dan Senna?? barusan aku melihat wajah Senna yang kian hari makin lesu setelah masalah itu ." ujar Shun yang kini di daerah Jendela kamar Ageha.
"Oh begitu ~" Ageha hanya merespon secukupnya karena ia mengetahui maksud dari kalimat Shun barusan.
Shun hanya bisa menggeleng dan tersenyum.
" Ngomong-ngomong, dia memakannya loh."
Ageha bingung. " Makan apa??"
"Coklat. Coklat yang paling dibencinya itu. Coklat yang dianggapnya sebagai musuh bebuyutannya sejak lahir. Aku rasa itu juga demi kamu bukan?"
Terlihat raut wajah Ageha yang berubah seketika dan kemudian ia menundukkan kepalanya."Dasar, ternyata dia bodoh." ujarnya pelan.
Shun tertawa , bukan karena kalimat terakhir Ageha, melainkan karena ekspresi yang terpampang di wajahnya Ageha sekarang. Ia yang paliing tahu bahwa betapa sayangnya Senna terhadap Ageha, dan ia juga orang yang paling tahu, bahwa Ageha sebenarnya tidak tega berbuat semua itu." Lima hari lagi ya??" ujarnya sambil menghela napas.
"Ya~ setelah itu. semuanya akan kembali seperti semulanya." Ageha tersenyum , ia menutup kedua matanya , menghela napas " Semoga semuanya akan berjalan dengan lancar"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ageha ~ Senna sudah datang menjemputmu tuh. "
"iyaa~ bentar" Ageha berjalan menuruni tangga rumahnya dan bergegas menuju ke meja makan.
" Apaan ntu kelakuanmu? Kau tahu Senna sudah menunggumu sejak 30 menit yang lalu.?" Nana, Kakak Ageha terlihat sangat reseh dengan tingkah laku sang adik yang cuek terhadap Pacarnya."kalau kau tidak mau, untukku saja"
"BRAKK~!!" Ageha menghentakkan meja " Jangan coba-coba sentuh Senna," ancamnya sambil bergegas meninggalkan Kakak dan Ibunya yang masih kebingungan.
"Apa yang terjadi , Nana??"
"Tidak ada kok , Bu. Cuma sedikit pemanasan di pagi hari" ujar Nana sambil tersenyam-senyum sembari memasukkan beberapa suap sup ke dalam mulutnya.
"Kau ini,, jangan usilin adikmu terus donk. Kau tahu kan kalau dia itu sangat menyayangi pria itu?"



"Ahh~! Ohayou Ageha " Senna yang menyadari kehadiran Ageha langsung menyahutnya .
"Ohayou ! maaf lama " balas Ageha singkat.
"Ga apa-apa kok . Aku akan tetap menunggu kok" ujarnya sambil tetap senyam-senyum.
"Oh ya~ hari ini mau ke bonheur cake shop?" ajaknya
"Haa~?? cake shop yang menjual segala sesuatu yang ada coklatnya? Kau yakin?"
"Yaa~ " jawabnya sambil manggut2 dan membentuk peace dengan kedua jarinya.
"Kau kan tidak suka coklat."
"Ga kok. Aku suka."
"Ok deh~"
Senna tersenyum riang. "Nahh~ sekarang ku cek isi dompetku dulu" ujarnya sambil bersemangat.
Ageha memandangi Senna yang asyik memeriksa isi dompetnya.

'Hey, Senna. setiap kali melihatmu memaksakan diri seperti ini. Hatiku pasti bergejolak, seperti tertusuk jarum trasnparan yang kian menusuk semakin dalam tiap harinya. Tolong jangan memaksakan dirimu lagi. aku benci melihat dirimu yang selalu berusaha untuk menjadi seperti yang kumau, memasang topeng palsumu di hadapanku. kenapa tidak pernah sekalipun kau menunjukkan wajah asli kepadaku? 5 hari lagi Ageha, bersabarlah hingga hari itu tiba.'
 


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Senna-san ,,"
Senna berbalik melihat kearah suara tersebut berasal. " Ada apa Maya-san?"
Cewek yang dipanggil Maya itu berjalan mendekati Senna. "5 hari lagi kau ulang tahun kan??"
"Uhmz..sepertinya begitu" balasnya cuek.
"Hey, apa ada sesuatu yang kau mau?" tanya Maya.
"Ahh~ Ga usah kok. Ga usah repot-repot."
"Kok gitu sih ngomongnya?? ga usah sungkan kok.. sekurang-kurangnya sebagai seorang mantanmu. Apa kita ga bisa balik lagi seperti dulu?" ujar cewe itu sambil memeluk Senna dari belakang.Tentu saja dengan secepat mungkin Senna berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Maya.
"Tolong Maya-san, itu masa lalu. Dan kau tahu kan sekarang aku sudah punya pacar?"
"Ohh~ si cewek cebol berambut coklat itu?? dia ga cocok untukmu tahu. kau itu adalah MVP  andalan sekolah kita, gitaris dari band ternama. Tapi dia apa ?? dia hanyalah manusia standar biasa yang berbeda denganku yang seorang pianis ternama. Aku ga mengerti kenapa kau lebih memilih dia daripadaku."
"Jaga omonganmu, Maya" ucap Senna dengar suaranya yang terdengar sedang marah.
"Oh~Lagian dia juga belum tahu tentang 'itu'kan??" Maya berjalan mengelilingi Senna, dan kemudian memeluknya. Senna terlihat diam saja , tidak berkutik sama sekali. "Nah~ Hari ini kau mau menemaniku kan?"
Senna hanya bisa pasrah dengan ancaman terakhir yang diucapkan oleh Maya, dan kemudian beranjak pergi mengikuti Maya.


"Haa~?? kau kehabisan majalah 'itu'?? Ciih~ Sialan~ Ok deh ntar aku minta bantuan choji" Shun berjalan dengan santai sembari memperhatikan majalah yang ada ditangannya sebelum akhirnya..
"WHOAA~??" Shun tersentak. "Ageha ?? Apa yang kau lakukan di . ."  ia menghentikan kalimatnya setelah ia sudah bisa Ageha dengan seksama . " Apa yang terjadi?"


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


"Tap~Tap~Tap~" "SREETT~~"
"Anoo~ Apa Ageha ada??" tanya Senna kepada salah satu murid yang terdapat di dalam kelas Ageha.
"Ageha ?? Lho?? Barusan seorang pria datang dan membawa tasnya ."
"Haa?? Oh~ Ok deh.. terima kasih" ujar Senna sambil beranjak pergi.
' Duuh~ Kemana dia?? pria?? Shun?? Arghh~ yang jelas sekarang temukan Ageha dulu'  ujarnya didalam hati sembari mempercepat langkah kakinya.



"Hiks~ Hiks~"
Shun terduduk diam, ia tidak mampu berkata apa-apa untuk membujuk orang yang kini terduduk disampingnya itu. Hanya suara angin yang bertiup yang dapat didengar bercampur dengan suara isakan Ageha. "Ehh~ Sudahlah Ageha. Daritadi kau hanya menangis dan tidak menceritakan apapun kepadaku. Aku jadi bingung."
"Hiksu~ Hiksu~" Ageha sama sekali tidak menggubris Shun , ia tetap menundukkan kepalanya dan melanjutkan nangis berjamaahnya itu.
"Duhh~ Dimana sih si Senna? " Shun menoleh ke kanan-ke kiri sambil mengeluh. "Tunggu ya Ageha, aku carikan Senna untukmu." ujarnya kemudian berdiri dan bersiap-siap untuk pergi.
"Jangan~" Ageha menariki kemeja baju Shun dan menghentikan tindakannya.
Kali ini Shun beneran terdiam , kemudian ia terduduk lagi seperti semulanya. Menghela napas.
"Apa lagi yang terjadi diantaramu dan Senna?? Kali ini aku serius." Intonasi pertanyaan Shun terdengar memaksa saat kalimat terakhir tadi diucapkan.
Ageha menaikkan wajahnya, memandangi Shun yang kini hanya berada disampingnya. Ageha berusaha untuk mampu mengeluarkan suara dari mulutnya itu, tapi nampaknya hasilnya nihil. Tiba-tiba Ageha langsung memeluk Shun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Duhh~ kemana sih Ageha??" Senna yang sudah berlari-lari sejak 10 menit yang lalu terlihat terengah-engah mengatus napasnya. "Ha~ tempat yang belum ku cari. . . .Ahh~ Atap~" ujarnya. setelah ia berhasil mengatur kembali napasnya, Senna langsung bergegas menuju ke TKP *maksudny Atap*

"KreeeeekkK~~ Lho?? gda.." ujarnya ketika ia telah menginjakkan kakinya di Atap sekolah. dia memutar ke kanan-ke kiri untuk mencari suatu tanda kehidupan.

"Duuh~ Dimana sih si Senna??" tiba-tiba Senna mendengar suara seseorang yang tidak asing lagi di telinganya.

'Shun??' ujarnya di dalam hati.

"Tunggu ya Ageha, aku carikan Senna untukmu."

'Lho? Ternyata Ageha sedang bersama Shun toh??'

"Jangan ~"

Mendengar suara Ageha barusan, ntah mengapa Senna malah memilih untuk bersembunyi.

"Apa lagi yang terjadi diantaramu dan Senna?? Kali ini aku serius."

'Lho?? apa ya?? keaknya ga ada apa-apa deh.,'

Senna semakin penasaran dengan apa yang terjadi sehingga memaksanya untuk mengintip ke arah Shun dan Ageha yang terduduk di sudut kiri atap tersebut.

Ageha menaikkan wajahnya, memandangi Shun yang kini hanya berada disampingnya. Ageha berusaha untuk mampu mengeluarkan suara dari mulutnya itu, tapi nampaknya hasilnya nihil. Tiba-tiba Ageha langsung memeluk Shun.

'sebenarnya apa yang telah terjadi??'





~~~~~~~~~~~~~~~TBC~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Mangap ~~T____T
nih rencana mo dibuat 1 shot kok mlah jadi bersambung yaa??
T____T
geje loe..*plakk~*

Ya,, Anyway,, makasih buat yang baca..
Dan mohon comment.na yaa~
Comment are need to improve my brain memory..*ga mskd*XDD

じや まった明日~~~

0 件のコメント: