The Music that flow in my heart~ ♥ ♥ ♥

Hy..Hy..
私のブログへよこそ。
Welcome to my Blog.,
Just enjoy and never feel stress about anything that i've posted..
XDD

Thank you..!!!!



::Today's Motto::

"So what was it, I lose if I get mad when you try to make me mad or something? Ahhh. I lose then. I don't care. What harm would it do me if I lose? Plus now I'm going to kill you who have just won..."



”暴力嫌いだ“

-平和島 静雄-

咬み殺す
-雲雀 恭弥-


2011年7月20日

[FANFICTION] Scent of Rose . . (Nyappie : 1)

Bara no Kaori
(Scent of Rose)

Author: Himemiya Ageha
Chapter: 1/??
Genre: Blood, Mystery, Romance, Supernatural
Rating: Parental Advices. . . .  *Stressed again*
 Chara:  Kaname Kuran, Shakuya Kuran
Description: My stupid pairing as usual, anyway just enjoy it please..XDD
Haha~ recently I am a bit fond of vampire story line. : 3


Apa artinya vampire? Apa gunanya jadi seorang vampire? Semua orang melihat kami dengan tatapan yang sangat tidak enak, perasaan apa ini? Aku ingin sekali terlahir sebagai manusia. Meski lemah mereka masih mempunyai kedudukan di mata setiap makhluk bersosial, tapi kami, vampire hanya mendapat pandangan kurang baik dari lingkungan sekitar kami, di anggap berbahaya karena sumber kehidupan kami adalah darah, cairan kental bernama layaknya mawar merah, yang mengalir hampir di seluruh makhluk insan yang diciptakan Tuhan ini. Kami . . .  juga diciptakan oleh Tuhan? Kalau begitu, aku ingin berkata, Tuhan kau sangat tidak adil kepada kami, Ras vampire.

“Sha. . . .ya“ Sesuara lembut yang berhasil terdengar dan tertangkap oleh telingaku berhasil membangunkanku yang baru saja bermimpi hal yang tidak mengenakkan itu. Aku tersadar, membuka kedua kelopak mataku, dan menemukan sesosok pria berambut coklat tua itu tengah berdiri di sebelahku berusaha membangunkanku.  “Kana.. me . . sa. . ma??”
“Akhirnya kau bangun juga.” Ia mendaratkan sebuah sentuhan lembut ke pipi kiriku, dan tidak lupa ia mendaratkan sebuah kecupan kecil di dahiku yang tanpa di komando akhirnya berhasil membuatku tersipu.
Aku hanya terdiam dan tersipu menanggapi tingkahnya itu. Kemudian aku membalas sentuhan lembut di pipiku itu di tangannya. “ Apa yang terjadi, Kaname-sama? “ Aku berusaha untuk membangunkan tubuhku yang terasa ditusuk seribu jarum itu.
“Tidak. Aku hanya ingin membangunkanmu. Aku khawatir karena kau sama sekali tidak merespon panggilan Akatsuki tadi.” Balasnya.
“Uhm? Akatsuki memanggilku?” Aku mengarahkan kedua bola mataku ke posisi lain di dalam ruangan kamarku, mencari sesosok pria bernama Akatsuki yang mungkin berada di kamar ini setelah ia mengadukan keacuh tak acuhanku yang tidak merespon panggilannya. “Kain-kun? “
“Aku memanggilmu beberapa kali, tapi kau tidak merespon, aku takut terjadi apa-apa denganmu. Jadi aku memanggil Kaname-sama” Ia mengusap kepalanya , terlihat menyesali tindakannya yang melaporkan masalah kecil ini kepada majikannya.
Aku menggeleng dan menyinggungkan sebuah senyuman kecil  “ Uhn, tidak apa-apa kok. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, Kain-kun”
Akatsuki menjawab senyumanku itu dengan sebuah sipuan di wajahnya yang dingin. Aku terkejut, karena hal itu sebenarnya adalah hal langka yang mungkin hanya akan ku temui sekali dalam hitungan tahun. Tanpa ku sadari aku malah tersenyum menanggapi sipuannya itu.
“Nah~ Bagaimana kalau kau segera bersiap-siap dan kita sarapan?” Kaname memotong adegan canggung di antaraku dan Akatsuki. Aku menganggukkan kepalaku pertanda aku setuju.

~0~

“Ohayou, Shakuya nee-sama” saat aku berniat memasuki ruangan berpintu besar itu, aku disambut dengan sebuah pelukan kuat dari sesosok perempuan berambut sebahu dan senada dengan kami. “ Yukii? Ohayou” balasku.
“Onee-sama, apa yang terjadi padamu? Mengapa dari tadi pagi mereka semua pada terlihat sibuk? Aku juga mendengar teriakan Akatsuki-senpai dari sebelah kamarku.”
“Ah~ tidak ada kok. Aku tidak menjawab panggilan Kain, dan dia mengira terjadi sesuatu kepadaku.”
Yukii hanya bengong dengan ekspresinya yang seolah berkata ‘ Uwaa~ Akatsuki-senpai bisa histeris juga?’ Aku melahap wajahnya dengan telapak tanganku dan berkata padanya “ Hey~ Bukan itu ekspresi yang ingin aku dapatkan darimu, Yukii.”
“Yukii, Shakuya. Ohayou” sesosok pria yang kutemui tadi pagi menyambut kami dengan salam selamat paginya itu.  Aku dan Yuki menoleh ke arah sang pemilik suara. “ Ohayou, Kaname-sama “ “Kaname-oniisama” kami menjawab salam tersebut serentak.  Ia hanya membalas dengan senyuman lembutnya itu.

~0~

“Kaname-sama, kau akan menghadiri pertemuan Hunter association hari ini?” tanyaku tiba-tiba, di luar topik pembicaraan kami tadi. Kaname yang daritadi menikmati aktivitasnya menyisir rambutku yang sepaha itu malah terhenti dari akitivitasnya.  Kemudian ia melanjutkannya kembali, “ Kenapa tiba-tiba kau bertanya begitu, Shakuya?”

Aku merasakan suasana yang tiba-tiba menegang . Seperti biasa, kekuatan Kaname-sama memang luar biasa, perubahan suasana hatinya saja bisa mempengaruhi ruang lingkup tinggalnya.  “Tidak kok, Kaname-sama. Aku hanya ingin kau membawaku ikut bersamamu, menghadiri rapat tersebut.”
Aku bisa merasakan suasana yang semakin mendingin, apalagi setelah aku mendengar suara retakan dari sebuah gelas keramik yang hanya berdiri tak jauh dari tempat kami berada. “Kenapa kau ingin ikut Shakuya? Ini sangat berbahaya, kau tahu kan para Hunter sangat ingin membunuhmu, mengambil hati dan darahmu agar mereka bisa abadi?”

Aku hanya terdiam , aku tidak sanggup menatapi mata Kaname-sama, ia pasti bisa membaca perasaanku jika kedua bola mataku tersambung dengan punyanya. Ia akan tahu maksud dari keinginanku yang di luar dugaannya itu. “Aku tahu, aku tahu mereka menginginkan darah segarku dan hatiku. “
“Terus, kau tahu dan masih tetap ingin pergi?”
Aku mengangguk . Setelah itu aku mendengar suara helaan napasnya, ia terlihat capek menanggapi ide bodohku ini. Kemudian ia pun membalasku “ Apa karena Kiryuu Zero?”

‘Kenapa Kaname-sama bisa tahu?’ hanya itu yang bergejolak di hatiku sekarang.  Aku tidak mampu melontarkan kalimat itu, dan aku tahu akibat dari kalimat itu. Aku berusaha untuk terlihat tenang dengan tetap tidak menatapi matanya. Aku menggeleng.
“Terus? Buat apa kau ingin ikut, Shakuya?”
Aku habis ide, ntah alasan apa yang harus ku lontarkan, aku tahu Kaname-sama akan terus menekanku hingga aku membalasnya. “ I. . . I . ..ni semua salahku, salahku hingga Kaname-sama menghabisi semua anggota Elder Council, salahku hingga semua hunter association memburuku, salahku . . . .” Ia menghentikan kalimatku itu dengan sebuah sentuhan manis di bibirku. Dihinggapi oleh perasaan kaget, aku mendorong tubuhnya secara refleks menjauhiku. Aku bisa menduga reaksinya setelah itu. Ia terkejut.  Ia kemudian mendekatiku yang kaget dengan perlahan, dan dengan jemari-jemarinya ia mendekatkan tubuhku ke dalam pelukannya, dan mengistirahatkan kepalanya yang penuh kebimbangan itu di bahuku.  Ia berkata lirih “ Itu bukan salahmu. Itu adalah kemauanku. Kemauanku untuk melindungi orang yang berharga di mataku.” Aku mengusap rambutnya  yang lembut dengan perlahan, seperti berharap untuk tidak membangunkan monster berdarah dingin yang sekarang hanya berjarak 1 meter dengan ku. Tanpa kusadari setitik-titik air bening membasahi pipiku. Ia menyadarinya, aku bisa melihat raut wajahnya yang pilu itu, tatapan yang paling tidak ingin ku lihat, aku pun memalingkan wajahku darinya. Ia menyentuh tetesan itu dengan lembut, berusaha untuk mengusapnya, menghapus tetesan-tetesan kepedihan itu dari wajahku. “Maaf . . . .” bisiknya lirih di telingaku. Kemudian ia beranjak pergi, selangkah demi selangkah meninggalkan ruangan yang aku tinggali itu. Aku telah membuatnya marah.  

Sebelum meninggalkan ruangan ini, dia terhenti di depan pintu dan berkata “Bersiap-siaplah, Shakuya. Kita akan berangkat saat matahari terbenam.


 



TO BE CONTINUED. 

0 件のコメント: